JakartaBicara (MSM Network), Sigli – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Sigli berhasil melakukan panen kacang tanah sebagai bagian dari program pembinaan keterampilan berkebun bagi para warga binaan. Panen ini merupakan hasil kerja keras para penghuni Lapas dalam beberapa bulan terakhir, yang dibimbing langsung oleh petugas Lapas, Jum’at (08/11/2024).
Endang Margiati sebagai Kalapas Perempuan Sigli menyampaikan apresiasinya kepada seluruh petugas dan warga binaan yang telah terlibat dalam panen kacang tanah sebanyak 20 Kg di area Brandgang Lapas tersebut.
“Panen ini merupakan hasil dari kerja keras dan semangat yang tinggi dari warga binaan. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan bimbingan yang tepat, mereka mampu menjadi individu yang produktif,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, Teuku Razali menerangkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada warga binaan, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, dan disiplin yang tinggi.
“Hasil panen kacang tanah ini membuktikan bahwa para warga binaan Lapas Perempuan Sigli mampu berkontribusi secara positif meskipun berada di lingkungan lapas,” ujarnya.
Hasil panen tersebut akan dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam Lapas dan sebagian juga akan dipasarkan ke masyarakat setempat. “Kami berharap ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan untuk Lapas dan warga binaan, serta memperkuat keterampilan mereka agar siap berkarya setelah bebas nanti,” tambah Razali.
Program pembinaan bercocok tanam ini merupakan salah satu dari berbagai kegiatan yang disediakan oleh Lapas dalam rangka meningkatkan keterampilan hidup dan memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk mempersiapkan diri kembali ke masyarakat. Tidak hanya kacang tanah, beberapa lapas di Indonesia juga sukses menanam berbagai tanaman lainnya, seperti sayur-sayuran, jagung, hingga padi, yang diharapkan dapat berlanjut di masa mendatang.
Dengan adanya program seperti ini, Lapas Perempuan Sigli diharapkan dapat terus memberikan manfaat positif, baik bagi para warga binaan maupun masyarakat sekitar. Diharapkan pula, keterampilan yang diperoleh selama masa pembinaan dapat membantu para narapidana untuk mandiri dan lebih mudah beradaptasi di lingkungan masyarakat setelah mereka bebas nanti.