
JakartaBicara (Jaringan MSM), Baturaja – Penambahan syarat tes psikologi atau psikotes dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) telah diberlakukan serentak di seluruh Indonesia sejak Selasa 18 Februari 2025.
Penerapan psikotes ini juga telah diterapkan di Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres OKU. Masyarakat yang hendak membuat atau pun memperpanjang SIM baik SIM C, A maupun B, wajib mengikuti tes psikologi dengan cara mengisi beberapa soal yang telah ditetapkan oleh Polri.
Kasat Lantas Polres OKU, AKP Fauziah Tamal melalui Kanit Regident, Ipda Benami Arino, membenarkan pihaknya telah memberlakukan tes psikologi kepada masyarakat yang hendak membuat atau pun memperpanjang SIM.
Ia menjelaskan, pemberlakuan psikotes ini berdasarkan Peraturan Kepolisian Negara Indonesia Nomor 2 Tahun 2023, tentang perubahan atas peraturan nomor 5 tahun 2021, serta amanat Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 81 Ayat 1 dan 4.
”Dalam ayat 4 dìsebutkan syarat kesehatan yang dìmaksud meliputi sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter dan sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis,” jelas Kanit Regident ketika dibincangi di ruang kerjanya, Rabu (19/2/2025).
Sebenarnya, tes psikologi ini sudah lama ada. Namun, belum didukung oleh sarana dan prasarana.
“Sebenarnya sudah lama ada, tapi sarana dan prasarana belum madai. Seperti SIM A Umum ke B2 Umum, tes psikologi sudah ada dari dulu. Sekarang baru diberlakukan untuk semua SIM,” jelasnya.
Dia menjelaskan secara singkat, bahwa dari puluhan soal psikologi yang wajib diisi oleh pemohon tersebut, ada beberapa jawabannya yang sama meski soalnya berbeda.
“Jadi soalnya beda tapi jawabannya sama. Untuk biaya tes psikologi bagi yang baru membuat ataupun memperpanjang, Rp.100. Tapi kalau perpanjangnya dua SIM, SIM A dan SIM C atau SIM B, hanya Rp.120 ribu,” jelasnya dengan rinci.
Sejauh ini, kata Kanit Regident, penerapan tes psikologi di Satlantas Polres OKU telah berjalan dengan baik tanpa ada kendala.
“Alhamdulillah, masyarakat yang membuat dan memperpanjang SIM, semuanya bisa menjalani psikotes ini dengan baik dan pancar,” ungkapnya seraya menambahkan, salah satu tujuan diadakannya tes psikologi ini untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Terpisah, Caca Handika (24), salah satu pemohon SIM yang sadang mengikuti tes psikologi mengaku, tidak ada kendala dalam mengisi soal-soal psikologi.
“Lancar-lancar saja. Soalnya tentang kejiwaan kita secara umum. Ini baru pertama saya membuat SIM C,” katanya ditemui di ruang tes psikologi.(erham)