
JakartaBicara (Jaringan MSM), Sukabumi – Jurnalis Jaya Taruna, dipercaya memimpin Sekretariat Wilayah Jawa Barat (Setwil Jabar) Forum Pers Independent Indonesia (FPII) dari Ketua Presidium FPII Nasional Dra. Kasihhati. Amanah ini pun disambut baik Jaya dan akan dijalankan dengan sungguh-sungguh, sesuai dengan garis perjuangan yang sudah ditetapkan presidium FPII.
“Kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT, dan terimakasih kepada Ketua Presidium FPII Nasional Dra. Kasihhati yang biasa kita panggil bunda, atas amanah yang diberikan untuk memimpin dan meneruskan perjuangan FPII Setwil Jabar ini. Tugas ini tentunya tidak bisa dibilang mudah, mengingat nama besar FPII dalam memperjuangkan hak-hak jurnalis, terlebih dalam era pers industri ini, dimana ada upaya pembungkaman pers lewat kebijakan dan regulasi. Untuk itu, kami butuh support dari kepengurusan FPII Setwil Jabar terdahulu serta seluruh rekan-rekan jurnalis dan pemerintahan kabupaten kota di Provinsi Jawa Barat ini,” pungkas pendiri Aliansi Jurnalis Sukabumi (AJi-Su) ini, Minggu (9/3/2024).
Terkait agenda FPII Setwil Jabar, Jaya Taruna mengaku masih menjalin komunikasi dengan berbagai jurnalis dan instansi di berbagai kabupaten kota untuk menyamakan visi misi.
“Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) fokus pada penataan ruang dalam agenda awal pemerintahannya, hal ini tentunya sangat penting sebagai upaya menyelaraskan pembangunan dengan kondisi alam dan lingkungan, apalagi posisi Jawa Barat sebagai penyangga Ibukota DKI Jakarta. Untuk menyesuaikan dan berkolaborasi dengan program provinsi ini, FPII Setwil Jabar pun tengah menyoroti berbagai industri/pabrik yang terindikasi menyalahi tata ruang, antara lain di Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Karawang. Sebagaimana amanat Ketua Presidium FPII Bunda Kasihhati, bahwa jurnalis harus berkarya dan berkontribusi nyata untuk masyarakat,” katanya.
Terakhir, Jaya Taruna mengajak kepada seluruh insan pers, khususnya di Provinsi Jawa Barat untuk bersama dan bersatu dalam menegakkan marwah pers sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia.
Reporter: Rio Julianto